Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam. Dari segi botani, buah yang dikelaskan sebagai beri ini memiliki banyak biji yang kecil dan lembut. Biji itu dapat dimakan tetapi rasanya pahit karena mengandung nikotin, sejenis alkaloid yang banyak dikandung tembakau.
“Eh jangan makan terong banyak-banyak, ntar loyo lho” ujar seorang bapak A kepada rekannya bapak B, yang sedang melahap terong goreng. Bapak B tersebut hanya tersenyum mendengar ucapan bapak A. Nampaknya ia sedang serius melahap santap siangnya dan tidak terlalu mempedulikan ucapan rekannya tersebut. “Kalau banyak-banyak makan terong, nanti “senjata” kita juga loyo kayak terong”, mending makan tauge yang banyak, karena katanya baik untuk kesuburan”. Cerocos teman tadi dengan gaya seperti seorang ahli gizi yang sedang diwawancarai televisi.
Obrolan diatas mungkin sering kita jumpai di sekeliling kita, tentunya terong sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Sayuran yang sering kita jumpai pada sayur asem, sayur lodeh atau sekedar untuk dimakan bersama sambal itu dipercaya dapat menimbulkan impotensi. Namun benarkah demikian?
Ternyata anggapan bahwa terong dapat menyebabkan impotensi dan menurunkan vitalitas tubuh memang hanya sekedar mitos yang tak bisa dipertanggung-jawabkan. Sebaliknya terong mampu menaikkan gairah seksual pria, karena kandungan fosfor dan magnesium. Perlu diketahui juga ternyata terong mengandung saponin. Senyawa ini berperan dalam pembuatan hormon seks pria. Secara empiris sayuran ini bahkan mampu mengobati campak atau cacar air, ketergantungan alkohol, gastritis dan bekas luka bakar.
Fungsi lain dari terong adalah sebagai obat anti-kejang yang relatif sulit diketahui dengan pasti kapan terjadi serangannya. Selain itu di Nigeria, terong juga dipercaya sebagai obat untuk meredam penyakit gugup. Terong yang mengandung striknin dan skopolamin, juga skopoletin dan skoparon yang berfungsi sebagai penghambat serangan sawan dan gugup. Jadi jelaslah sudah bahwa terong dapat mengobati penyakit epilepsi. Manfaat pengusir kepanikan ini telah dibuktikan secara ilmiah terhadap marmut dengan menggunakan sari terong mentah.
Anti-Kanker
Fungsi lain dari terong adalah dapat menekan kerusakan yang timbul pada sel-sel dengan penyimpangan kromosom sebagai petunjuk adanya kanker. Pengujian terakhir yang dilakukan di Jepang menunjukkan jus terong, yang dapat menekan kerusakan pada sel-sel tersebut. Kandungan protease (tripsin) pada terong dipercaya dapat menolong melawan serangan zat penyebab kanker. Pada penelitian yang lebih spesifik, terong dikatakan bagus untuk mengurangi risiko penyakit kanker perut. Dr GHA Mitschek, seorang ilmuwan dari Universitas Graz telah melakukan pemeriksaan berseri terhadap hewan sampai beberapa kali, ternyata menemukan hasil yang sama baiknya akan manfaat terong.
Peneliti ini telah memberikan diet tinggi kolesterol pada beberapa kelinci dan juga memberikan terong dalam jumlah yang bervariasi. Meskipun dosis yang diberikan tidak terlalu besar ternyata terong mampu menghambat pembentukan plak-plak lemak, mencegah dan mengobati ateroklerosis. Selain itu ditemukan juga bahwa terong dapat menghambat atau membatasi asupan kolesterol dalam saluran cerna, bahkan mampu mengangkat kolesterol yang terdapat dalam aliran darah.
Nah sekarang sudah terbukti kalau ternyata terong banyak sekali manfaatnya. Jadi, mulai sekarang untuk apa lagi ragu mengkonsumsi terong? Tidak ada salahnya jika kita menjadikan terong sebagai makanan favorit kita.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar